Menurunnya daya membeli membawa dampak orang Indonesia menjadi ekstra hati-hati dalam belanja mobil. Toyota yang udah memiliki reputasi baik mendapat nilai plus dari fenomena ini.
Daya membeli masyarakat Indonesia tengah menurun. Salah satu dampak yang mulai adalah menurunnya penjualan mobil. Masyarakat menjadi ekstra hati-hati mengeluarkan uangnya, lebih-lebih untuk belanja mobil. Chief Marketing Auto2000 Yagimin mengungkap, untuk belanja mobil pun pertimbangannya menjadi lebih banyak.
“Kalau perlu mobil, dasarnya apa yang udah memiliki reputasi bagus, mereknya, ke-2 aftersales terjamin, yang ketiga resale value bagus,” ungkap Yagimin ditemui belum lama ini.
Kendati demikian, atas dasar pertimbangan itu, Toyota justru ‘ketiban untung’. Mobil-mobil Toyota, kata Yagimin, udah memiliki reputasi yang bagus. Layanan purnajualnya pun udah tersebar di seluruh lokasi Indonesia. Hal ini justru membawa dampak kastemer tidak curiga pas hendak meminang mobil Toyota.
“Karena orang Indonesia itu mostly membeli mobil tidak cuma sekadar dipakai tapi termasuk dipikirkan ini adalah investasi yang mampu dijual cepat dan menghasilkan uang agar ada kecenderungan masyarakat menentukan produk yang lebih secure. Beruntung di sini, Toyota cukup kuat, secara reputasi maupun merk image,” lanjut Yagimin.
Secara keseluruhan, penurunan penjualan tak benar-benar berdampak besar pada penjualan mobil Toyota. Dari segi pangsa pasar pun Toyota masih unggul dibandingkan merek-merek lainnya.
Adapun untuk tahun ini, penjualan mobil di Indonesia diramal tak sampai 1 juta unit. Sebelumnya, Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy, secara hitung-hitungan kasar, penjualan mobil di Indonesia cuma mentok di 900 ribu unit.
“Kita lihat penjualan sampai Juli, sesudah itu Agustus walaupun tidak turun tapi masih stabil. Kita lihat market Agustus dan bulan di awalnya agak mirip. Hitung-hitungan kita kayaknya agak sulit mencapai 1 juta, ya harapannya mencapai 900 ribu lah,” ungkap Anton di kesempatan terpisah.